Sabtu, 30 Agustus 2014

Kisah Pengusaha Sukses di Indonesia - Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono

Kisah pengusaha sukses di Indonesia yang diangkat pada artikel berikut ini ialah sejarah berdirinya perusahaan taksi yang mempunyai lambang burung berwarna biru tua. Ya taksi yang dimiliki grop ini sudah membanjiri ruas-ruas jalan di kota besar yang ada di Indonesia. Sebut saja kota yang dipadati dengan taksi ini, mulai dari Jakarta, Bali, Bandung, hingga Lombok. Siapa nyana usaha yang berawal dari menjajakan bisnis taksi gelap sekarang berubah menjadi market leader di perbisnisan Indonesia, terutama dibidang transportasi. perjuangan wanita ini boleh dikatakansuper hebat dalam merintis usaha. Gamabaran hidupnya dalam membawa nama Blue Bird agar menjadi nomor satu penuh dengan halangan dan rintangan. Wanita inipun tidak segan-segan melawan unek-unek  yang menerpa pilar usahanya. Saat ini kelompok usaha yang akrab didengar dengan Group Blue Bird ini mempunyai lebih dari puluhan anak perusahaan.

Wanita yang satu ini menorehkan kisah pengusaha sukses di Indonesia dengan perjuangannya yang keras. Wanita yang dilahirkan di kota Malang, Jawa Timur tepatnya pada tanggal 17 Oktober 1923 ini adalah wanita yang memiliki sifat dan karakteryang baik kepada siapa saja. Nama lengkapnya Mutiara Siti Fatimah. Ia mengenyam pendidikan dari SD sampai SMA di kota yang terkenal dengan buah apelnya. Setelah beranjak dewasa, Mutiara memutuskan untuk menikah dengan pria yang bernama Djokosoetono. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti kisah pengusaha sukses di Indonesia berikut ini.




profil pengusaha sukses indonesia
Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono

Kisahnya dimulai dari sebuah bemo, kendaraan umum dengan roda tiga yang belakangan ini makin sulit ditemui. Selanjutnya adalah 13 ribu armada Blue Bird, perusahaan taksi berlogo burung biru yang didirikan oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, kini almarhumah.

Burung biru, sejatinya adalah sebuah dongeng di Eropa, yang didengar oleh Mutiara, saat tinggal di Belanda. Dongeng itu bercerita tentang nasihat seekor burung berwarna biru kepada seorang gadis, yang intinya semua keinginan bisa digapai asal si gadis bersedia bekerja keras dan jujur.

Dongeng ini begitu membekas pada ibu dua anak dari perkawinannya dengan Prof. Djokosoetono itu, yang kini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan dalam kompleks Universitas Indonesia, tempatnya mengabdi.

Dari segi bisnis, kehidupan keluarga Mutiara dimulai saat suaminya meninggal. Satu buah bemo yang dimiliki dan dikemudikan Chandra Soeharto, putra pertamanya, ikut menjadi penopang perekonomian keluarga. Purnomo, adik Chandra yang tidak memiliki surat izin mengemudi, bertugas sebagai asisten alias kondektur.

Mutiara mulai masuk ke bisnis taksi setelah dapat hadiah dua mobil dari polisi dan tentara, sebagai jasa atas pengabdian sang suami yang meninggal tahun 1965. Berhubung yang selalu menyopiri adalah Chandra, maka nama yang dikenal pun Chandra Taksi.

Izin sebagai perusahaan taksi, diperoleh Mutiara era Gubernur Ali Sadikin (alm) memimpin Jakarta, pada tahun 1971. Sempat tidak diberikan izin lantaran belum berpengalaman, membuat wanita kelahiran Malang, Jawa Timur itu makin kreatif. Para penumpang Chandra Taksi dimintai rekomendasi layanan mereka, kemudian diajukan ke Gubernur. Hasilnya: izin pun keluar.
Selamat jalan bemo. Karena setahun setelah Blue Bird berdiri, 25 taksi langsung dioperasikan. Mobil-mobil yang digunakan adalah buah kepercayaan para istri mantan pejuang terhadap Mutiara. Ini, armadanya sudah mencapai 21 ribu taksi.

Bisnisnya pun melebar hingga ke angkutan kontainer. Namun yang pasti, tetap konsisten di jalur transportasi darat yang setiap bulan melayani 8,5 juta penumpang. (sumber: plasadana.com)

Itulah sebuah kisah pengusaha sukses di Indonesia yang didapat oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono. Walaupun tanpa kehadiran seorang suami, namun semangat bisnisnya tidak pernah pudar, sekalipun dirinya tidak tahu sama sekali mengenai dunia bisnis.  Dengan hanya berbekal keinginan yang kuat untuk menghidupi anaknya, akhirnya ia mampu untuk meraih segala cita-citanya.

Cermin perjalanan seorang Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono tampaknya patut dicontoh dan diterapkan dalam menjalankan usaha. Keberhasilan itu semua tak lepas dari kerja keras, optimisme yang yang tinggi, dan kecintaannya terhadap pekerjaan. Teruslah melaju Blue Bird Group agar menjadi perusahaan paling terdepan di garda bisnis transportasi Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah semangat anda, salam sukses luar biasa.

Minggu, 03 Agustus 2014

Dunia Entrepreneur

Bagaimana Menerjuni Dunia Entrepreneur

Entrepreneur atau menjadi seorang wirausaha merupakan sebuah fenomena yang mengalami peningkatan cukup signifikan dalam era yang serba krisis seperti saat ini. Banyak orang memilih langkah untuk menjadi seorang entrepreneur dengan berbagai alasan, berikut ini merupakan alasan banyak orang untuk beralih menjadiseorang entrepreneur. Jika kita bekerja pada orang lain, lebih baik jika kita mempertimbangkan untuk terus meniti karir sampai ke puncak. Tapi sebagai pekerja, kita juga pasti akan pensiun. Jika Kita mengikuti pola dan alur pensiun yang normal dan alamiah, maka ketahuilah bahwa saat kita pensiun, kita juga pada dasarnya pensiun dari semua pemberi kerja, bukan hanya dari pemberi kerja kita saat ini. Terlebih lagi, jika pola "normal" dan "alamiah" itu erat kaitannya dengan sebuah usia produktif. Akan cukup sulit bagi kita, setelah pensiun di usia 30, 40 atau bahkan 50 tahun, menemukan pemberi kerja yang maumempekerjakan kita. Dan sangat mungkin, kita sendiri pun akan bosan dengan lagi-lagi bekerja untuk orang lain. Apa yang pasti adalah; Kita jelas tak ingin setelah pensiun langsung mati. Sisa usia kita mungkin masih 10, 20 atau malah 50 tahun juga.
Jadi, mau tidak mau, ingin tak ingin, kita juga harus mulai berpikir tentang menerjuni dunia entrepreneur, baik sesegera mungkin atau segera setelah Kita pensiun. Oleh karena itu, mengambil langkah untuk menerjuni duniaentrepreneur adalah salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan.Dalam artikel ini kita dapat menarik beberapa pelajaran yang berkaitan dengan apa dan bagaimana seseorang bisa menerjuni dunia entrepreneur.
Berikut ini merupakan tipe-tipe entrepreneur yang memulai dunia entrepreneurshipnya:
• Early Birds
Inilah tipe entrepreneur yang sejak awal telah memproyeksikan dirinya menjadi entrepreneur. Mereka telah mempertimbangkan dunia entrepreneur sejak mereka masih di bangku sekolah. Bagaimanapun
situasi dan keadaan sekolah mereka, cita-cita mereka setelah lulus adalah menjadi entrepreneur. Mereka mungkin sudah mulai berbisnis sejak di sekolah. Atau mereka secara mandiri mempelajari dunia entrepreneurship. Maka bagi mereka, siap tidak siap nantinya setelah selesai bersekolah, mereka tidak ingin bekerja pada orang lain, tapi sebaliknya berkeinginan besar menjadi pemberi kerja. Beberapa dari mereka, bahkan tidak sempat menyelesaikan sekolahnya karena kesibukannya berbisnis. Secara pribadi, saya sangat mengidam-idamkan keadaan dimana anak-anak Indonesia, sudah mulai diperkenalkan dengan dunia entrepreneurship sejak masih SMP atau SMA langkah bagusnya jika di SMP atau SM, kita bisa melihat keberadaan radio sekolah, televisi sekolah, koran sekolah, majalah sekolah, koperasi sekolah, atau divisi bisnis sekolah, yang dikelola dengan profesional oleh anak-anak muda berusia belasan tahun.
• Smooth Lander
Mereka adalah para profesional yang terus mengasah kemampuannya, sembari meniti karir ke jenjang yang setinggi-tingginya. Mereka menantikan peluang emas di mana para pemodalmau memberi mereka kesempatan untuk menjalankan sebuah bisnis. Fenomena yang paling umum terjadi adalah pemupukan sumber daya dalam bentuk tabungan dan investasi yang menghasilkan berbagai macam passive income. Kita mengenal mereka sebagai orang-orang yang akrab dengan tantenya yaitu "Bude Ros".
• Amphibi
Mereka adalah para profesional muda yang penuh dengan semangat, tapi cukup berhati-hati dalam menjalani petualangan bisnis. Segera setelah memungkinkan, setelah berbagai kebutuhan dasar terpenuhi, mereka mulai melakukan berbagai bentuk gerilya.Mulai dari yang kurang mulus seperti ngobyek atau mencuri waktu dan kesempatan, atau yang cukup elegan dengan mulai membangun bisnis rumahan, bisnis online, atau bisnis jaringan.